Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan marah kepada Amerika Serikat (AS) dan mengancam akan menutup Pangkalan Udara Incirlik yang menampung sekitar 50 bom nuklir Amerika.
Kemarahan itu dipicu ancaman sanksi AS dan resolusi Senat Amerika yang mengakui pembunuhan massal orang-orang Armenia seabad lalu sebagai genosida. Amerika mengancam akan menjatuhkan sanksi kepada sekutunya itu karena membeli dan menguji coba sistem pertahanan rudal S-400 yang dibeli dari Rusia.
“Jika perlu bagi kami untuk mengambil langkah seperti itu, tentu saja kami memiliki wewenang… Jika ini diperlukan, bersama dengan delegasi kami, kami akan menutup Incirlik jika perlu,” ancam Erdogan yang berbicara di A Haber TV, sebagaimana dikutip Reuters, Senin (16/12/2019).
“Turki juga dapat menutup pangkalan radar Kurecik jika perlu,” imbuh dia.”Jika mereka mengancam kita dengan penerapan sanksi ini, tentu saja kita akan membalas,” sambung Edogan.
Turki mengutuk tindakan Senat Amerika minggu lalu. Erdogan mengatakan Turki juga bisa menanggapi dengan resolusi parlemen yang mengakui pembunuhan orang asli Amerika beberapa abad lalu sebagai genosida.
Setahun lalu, Parlemen Jerman merekomendasikan untuk memindahkan pasukan negara itu yang ditempatkan di Incirlik ke Yordania setelah pemerintah Turki menolak untuk mengizinkan anggota Bundestaf untuk mengunjungi pangkalan tersebut. Turki memblokir akses Jerman setelah Berlin memberikan suaka kepada sejumlah warga negara Turki yang diklaimnya ambil bagian dalam kudeta 2016.
Pangkalan Udara Incirlik adalah satu dari enam lokasi penyimpanan hulu ledak nuklir Amerika di beberapa negara sekutu NATO. Di pekirakan ada 90 bom nuklir AS yang ditempatkan di beberapa negara sekutu NATO, termasuk Turki. [SindoNews]
Baju Militer Anak Paling murah https://shope.ee/1AkMGMKChc
Baju Loreng Ala Militer keren https://shope.ee/4V0oF0TRSK