in

Rudal Jelajah Canggih Buatan Turki ini Sebenarnya disiapkan Untuk Senjata Andalan F 35 Turki

Turki sudah jauh hari mengembangkan rudal jelajah buatan dalam negeri untuk senjata jet tempur siluman F-35.

Namun, negara itu gagal mendapatkan pesawat tempur termahal itu setelah pengirimannya ke Ankara diblokir Amerika Serikat (AS).

Rudal jelajah air-to-surface itu bernama SOM-J. Lantaran gagal memperoleh jet tempur siluman generasi kelima Lokcheed Martin, Ankara memutuskan untuk menggunakan misil itu untuk pesawat tempur dan pesawat nirawak (UAV) buatan dalam negeri.

Menteri Industri dan Teknologi Mustafa Varank mengatakan misil jelajah SOM-J dikembangkan oleh dua negara. Dia tidak merinci negara kedua yang ikut mengembangkan senjata tersebut.

“Jika negara-negara dalam program F-35 ingin membeli rudal jelajah jenis ini, kami dapat dengan mudah menjual rudal-rudal ini bahkan jika kami keluar dari program (F-35),” kata Varank dalam konferensi pers di National Sky Observation Festival ke-22 di Antalya, pekan lalu, seperti dikutip Daily Sabah, Senin (5/8/2019).

Menurutnya, SOM-J yang diproduksi secara lokal juga dapat diintegrasikan ke dalam UAV Akinci yang diproduksi oleh perusahaan Baykar Turki. Varank menambahkan bahwa puncak dari proyek UAV adalah untuk memproduksi pesawat tempur tak berawak.

“Ini adalah masa depan UAV. Saya percaya Akinci akan memiliki efek pengganda yang sangat besar di industri pertahanan kami,” ujarnya.

Sejak 2017, Turki dan AS berselisih atas keputusan Ankara membeli sistem rudal S-400 Rusia. Gara-gara menolak membatalkan kontrak pembelian senjata pertahanan itu, Washington memutuskan mengusir Ankara dari keanggotaan program jet tempur F-35.

Para pejabat AS berpendapat sistem senjata Rusia tidak sesuai dengan sistem NATO dan berpotensi mengekspose kelemahan F-35 yang akhirnya rahasia pesawat tempur termahal itu bisa jatuh ke tangan Moskow.

Baju Militer Anak Paling murah https://shope.ee/1AkMGMKChc

Baju Loreng Ala Militer keren https://shope.ee/4V0oF0TRSK


Inggris Serukan AS dan Eropa Bentuk Misi Patroli Internasional di Selat Hormuz

Trump: AS Bisa Menang Perang di Afganistan dalam 7 Hari, tapi 10 Juta Orang Akan Tewas