Militer – Presiden Recep Tayyip Erdogan telah beberapa kali menegaskan pembelian sistem pertahanan rudal S-400 Rusia oleh Turki sudah kesepakatan final dan tinggal menunggu pengiriman. Namun, pakar militer meyakini Ankara akan mengubah keputusannya jika Amerika Serikat (AS) menjatuhkan sanksi.
Negara-negara NATO memandang pembelian sistem pertahanan canggih Moskow oleh Ankara dengan kecurigaan, karena diyakini tidak sesuai dengan sistem yang diandalkan oleh aliansi.
Rencana Turki untuk membeli baterai S-400 senilai USD2,5 miliar sejalan dengan pemulihan hubungan dengan Rusia dalam beberapa tahun terakhir, namun itu menjadi sumber keprihatinan besar bagi negara-negara NATO, khususnya AS.
Ozgur Eksi, pemimpin redaksi majalah industri pertahanan C4 Defense kepada Xinhua mengatakan Washington bisa memaksa Ankara untuk memilih sekutunya dan sistem rudal Patriot.
“Saya pikir Turki tidak akan membeli atau menggunakan S-400 pada akhirnya. Turki akan memutuskan untuk tidak melanjutkan kesepakatan, bahkan mungkin pada menit terakhir,” katanya, yang dilansir Sabtu (23/2/2019).
Dalam beberapa hari terakhir, Erdogan secara terbuka menyatakan bahwa negaranya akan melanjutkan kesepakatan dengan Rusia terkait pembelian senjata pertahanan S-400. Erdogan mengaku telah dibujuk Amerika agar meninggalkan kesepakatan pembelian S-400. “Turki menyetujui kesepakatan dengan Rusia soal S-400,” katanya.”Berbalik dari kesepakatan itu tidak mungkin.”
“Ini adalah kesepakatan yang dilakukan,” imbuh Erdogan yang dikutip CNNTurk.
Menurut sumber-sumber Turki yang dekat dengan perjanjian dengan Rusia itu, Wakil Presiden AS Mike Pence telah mengimbau Erdogan agar membatalkan perjanjian dengan Rusia demi memperoleh sistem rudal Patriot AS.
Namun, analis politik Turki; Serkan Demirtas, mengatakan kepada Xinhua bahwa pembicaraan antara kedua sekutu telah tegang karena sistem rudal Patriot tidak memenuhi kebutuhan Turki.
“Persyaratan Turki untuk tawaran AS jauh dari pembelian sistemnya, yang juga mencakup produksi bersama, transfer teknologi, harga, dan (waktu) periode pengiriman,” katanya.
Washington sendiri telah berulang kali mengancam akan menjatuhkan sanksi terhadap Ankara di bawah undang-undang bernama Countering America’s Adversaries Through Sanctions Act (CAATSA) jika tetap nekat membeli S-400.
Amerika Serikat juga memperingatkan bahwa mereka akan memblokir pengiriman jet tempur siluman F-35 ke Turki jika yang bersikeras untuk pengadaan sistem pertahanan udara Rusia tersebut.
Pada hari Rabu, Ismail Demir, pejabat Kementerian untuk Industri Pertahanan, berbagi garis waktu khusus untuk pembelian sistem Rusia dalam sebuah wawancara televisi.
“Pengiriman sistem S-400 akan dimulai pada Juli. Dan pada Oktober, sistem akan aktif,” katanya.
Demirtas dan Eksi sependapat bahwa jika Turki terus melangkah maju pada kesepakatan yang dibuat dengan Rusia, itu akan memiliki konsekuensi mengerikan bagi hubungan antara Ankara dan Washington. Padahal kedua negara masih dalam proses normalisasi sejak Turki melepaskan pastor Amerika Oktober lalu.
“Turki tampaknya telah menutup masalah Patriot dengan Amerika sambil mempercepat proses penyebaran S-400. Ini dapat menyebabkan konsekuensi penting bagi ikatan pertahanan antara kedua negara serta ikatan politik,” kata Demirtas.
“Penyebaran S-400 oleh Turki akan mengaktifkan set sanksi baru (AS) terhadap Turki. Berdampingan dengan sejumlah masalah lain yang berasal dari Suriah, penjualan S-400 merupakan tantangan besar lain untuk hubungan Turki-Amerika pada 2019,” imbuh dia.
Baju Militer Anak Paling murah https://shope.ee/1AkMGMKChc
Baju Loreng Ala Militer keren https://shope.ee/4V0oF0TRSK