Kementerian Luar Negeri Rusia menuding pemerintah Amerika Serikat mencoba mendorong kudeta militer untuk menjatuhkan Presiden Venezuela, Nicolas Maduro.
Ini terlihat dari upaya AS yang diungkapkan secara terbuka mendesak militer Venezuela mengalihkan loyalitas ke pemimpin oposisi Juan Guaido.
“Secara umum, semua menunjukkan adanya upaya Gedung Putih untuk memilih skenario konfrontasi dengan penggunaan kekuatan di Venezuela. Saya percaya (Washington) bahkan tidak berupaya menutupi hal ini. Semua jalur informasi dan tekanan psikologi sedang digunakan: dari manipulasi dan spekulasi media yang provokatif untuk secara langsung memeras dan membangkitkan kebencian. Target utama adalah angkatan bersenjata dari Republik Bolivarian,” kata Zakharova seperti dilansir Sputnik News pada Kamis, 14 Februari 2019 waktu setempat.
Zakharova melanjutkan,”Tentara Venezuela dihasut secara terbuka untuk memberontak. Pejabat tinggi di Washington menyerukan angkatan bersenjata dari sebuah negara berdaulat untuk berpihak dengan pemimpin politik baru. Apa hak AS bicara soal demokrasi dan kerangka hukum baik sebagai negara ataupun di panggung global setelah ini?”
Menurut Zakharova, Menteri Luar Negeri Rusia, Sergei Lavrov, dan Menlu AS, Mike Pompeo, telah berbicara lewat sambungan telepon. Lavrov mengingatkan Pompeo agar tidak ada intervensi militer terhadap Venezuela.
“Saya ingin mengingkatkan Anda bahwa dua hari yang lalu, atas inisiatif dari AS, ada percakapan telepon antara Menteri Luar Negeri Sergei Lavrov dan Menteri Luar Negeri AS, Pompeo. Saat itu, menteri Rusia memperingatkan agar tidak ada gangguan eksternal terkait urusan internal Venezuela,” kata Zakharova.
Juru bicara Kemenlu Rusia ini mengatakan negaranya mengikuti aturan hukum internasional dan kedaulatan negara berdasarkan Piagam PBB. Dan Rusia siap melakukan dialog berdasarkan prinsip itu termasuk dengan AS.
Saat ini, Zakharova mengatakan, AS sedang mempersiapkan upaya provokasi lewat bantuan kemanusiaan ke Venezuela, yang datang dari daerah Cucuta di Kolombia.
“Mari kita tidak tertipu atau menipu orang lain. Sebuah provokasi termasuk dengan menimbulkan korban jiwa, sedang disiapkan dalam bentuk konvoi bantuan kemanusiaan. Ini dibutuhkan sebagai pemicu (pretext) untuk munculnya aksi keras dari luar,” kata dia.
Pemerintah Rusia, lanjut Zakharova, meminta semua pihak menahan diri dari melakukan langkah dan membuat pernyataan yang menimbulkan provokasi dan meningkatnya ketegangan.
Moskow menolak politisasi bantuan kemanusiaan dan mendesak semua bantuan diserahkan lewat PBB di kantor di ibu kota Caracas.
Komentar Moskow ini dilakukan setelah Presiden AS, Donald Trump dan Presiden Kolombia, Ivan Duque, melakukan pembicaraan di Gedung Putih pada Rabu waktu setempat. Saat itu, keduanya menyepakati perlunya pemberian bantuan kemanusiaan kepada Venezuela.
Pada pekan lalu, media Reuters melansir pejabat tinggi di Gedung Putih mengatakan sedang mengupayakan pengalihan dukungan militer kepada Guaido dari Maduro. “Kami meyakini, ini merupakan beberapa batu kerikil yang jatuh bergulir sebelum batu yang lebih besar jatuh,” kata pejabat yang identitasnya dirahasiakan ini.
Penasehat keamanan AS, John Bolton, juga mencuit secara terbuka bahwa AS akan mencabut sanksi bagi pejabat militer senior Venezuela yang mendukung demokrasi dan mengakui konstitusi serta pemerintahan Presiden Juan Guaido. “Jika tidak lingkaran keuangan internasional akan tertutup sepenuhnya. Buat keputusan yang tepat,” kata Bolton pada 7 Februari 2019.
Sumber: Tempo.co
Baju Militer Anak Paling murah https://shope.ee/1AkMGMKChc
Baju Loreng Ala Militer keren https://shope.ee/4V0oF0TRSK