Tiga anggota militer Amerika Serikat tewas dan puluhan lainnya terluka di timur laut Yordania dekat perbatasan Suriah dalam serangan drone pada Minggu (28/1/2024). Hal itu diungkapkan langsung oleh Presiden Joe Biden.
Biden menyalahkan kelompok-kelompok yang didukung Iran atas serangan tersebut, serangan mematikan pertama terhadap pasukan AS sejak perang Israel-Hamas meletus pada 7 Oktober dan mengirimkan gelombang kejutan ke seluruh Timur Tengah.
“Meskipun kami masih mengumpulkan fakta-fakta serangan ini, kami tahu serangan itu dilakukan oleh kelompok militan radikal yang didukung Iran yang beroperasi di Suriah dan Irak,” kata Biden dalam sebuah pernyataan, dilansir Reuters, Senin (29/1/2024).
“Jangan ragu – kami akan meminta pertanggungjawaban semua pihak pada waktu dan cara yang kami pilih,” katanya.
Menteri Pertahanan AS Lloyd Austin juga menyampaikan ancaman tersebut dan ia serta para pejabat senior lainnya memberi pengarahan kepada Biden pada hari sebelumnya mengenai serangan tersebut.
Setidaknya 34 personel dievaluasi untuk kemungkinan cedera otak traumatis, kata seorang pejabat AS kepada Reuters, yang berbicara tanpa menyebut nama. Dua pejabat berbeda mengatakan beberapa pasukan AS yang terluka dievakuasi secara medis dari pangkalan untuk perawatan lebih lanjut.
Dua pejabat AS mengatakan pesawat tak berawak itu menyerang dekat barak pada pagi hari, yang bisa menjelaskan tingginya jumlah korban jiwa.
Perlawanan Islam di Irak, sebuah organisasi payung kelompok militan garis keras yang didukung Iran, mengeklaim melakukan serangan di tiga pangkalan, termasuk satu di perbatasan Yordania-Suriah.
Serangan tersebut merupakan eskalasi besar dari situasi yang sudah tegang di Timur Tengah, di mana perang pecah di Gaza setelah serangan kelompok Islam Palestina Hamas terhadap Israel pada 7 Oktober yang menewaskan sekitar 1.200 orang. Serangan Israel berikutnya di Gaza telah menewaskan lebih dari 26.000 warga Palestina, menurut Kementerian Kesehatan setempat.
Sejak itu, pasukan AS telah diserang lebih dari 150 kali oleh kelompok yang didukung Iran di Irak dan Suriah, menyebabkan sedikitnya 70 korban jiwa sebelum serangan pada Minggu tersebut, sebagian besar dari mereka mengalami cedera otak traumatis.
Sementara itu, pasukan Houthi di Yaman, yang secara teratur menyerang kapal-kapal komersial yang melewati perairan Laut Merah, mundur ke lepas pantai Yaman.
Meskipun Amerika Serikat sejauh ini mempertahankan pernyataan resmi bahwa Washington tidak berperang di wilayah tersebut, Amerika Serikat telah melakukan pembalasan terhadap kelompok-kelompok yang didukung Iran di Irak dan Suriah dan melakukan serangan terhadap militer Houthi di Yaman.
Serangan ke Iran
Penentang Biden dari Partai Republik memanfaatkan serangan itu sebagai bukti kegagalan presiden dari Partai Demokrat tersebut dalam menghadapi Iran ketika proksinya menyerang pasukan AS di seluruh wilayah.
“Satu-satunya jawaban atas serangan-serangan ini adalah pembalasan militer yang dahsyat terhadap pasukan teroris Iran. Jika tidak, maka hal ini akan menegaskan Joe Biden sebagai seorang pengecut,” kata Senator Partai Republik Tom Cotton dalam sebuah pernyataan.
Pemimpin Partai Republik di Senat AS, Mitch McConnell, mengatakan kelambanan Biden makin menguatkan musuh-musuh Amerika di Timur Tengah.
“Waktu untuk mulai menganggap serius tindakan agresif ini jauh sebelum orang Amerika yang lebih berani kehilangan nyawa mereka,” kata McConnell.
Seorang pejabat senior kelompok militan Palestina Hamas yang didukung Iran, Sami Abu Zuhri, secara langsung mengaitkan serangan itu dengan kampanye Israel di Gaza.
“Pembunuhan tiga tentara Amerika merupakan pesan kepada pemerintah AS bahwa jika pembunuhan terhadap warga tak berdosa di Gaza tidak dihentikan, maka seluruh bangsa harus menghadapinya,” katanya kepada Reuters.
“Agresi Amerika-Zionis yang terus berlanjut di Gaza mampu memperburuk situasi di wilayah tersebut.”
Militer AS mengatakan serangan itu terjadi di sebuah pangkalan di timur laut Yordania, dekat perbatasan Suriah. Militer AS tidak menyebutkan nama pangkalan tersebut, namun seseorang yang mengetahui masalah tersebut mengidentifikasinya sebagai Menara 22 di Yordania.
Aktivitas militer AS di Yordania dapat menjadi isu sensitif, terutama pada saat terjadi ketegangan akibat konflik Israel-Hamas, karena meningkatnya kekhawatiran di Yordania mengenai meluasnya perang.
Pemerintah Yordania hanya mengatakan bahwa serangan itu terjadi di “pos terdepan” di sepanjang perbatasannya dengan Suriah.
Akhir tahun lalu, Amman meminta Washington untuk mengerahkan sistem pertahanan udara Patriot untuk meningkatkan pertahanan perbatasannya.
Amman telah meminta lebih banyak bantuan untuk mengatasi drone yang digunakan dalam perang narkoba bernilai miliaran dolar di sepanjang perbatasan dengan Suriah, yang menurut Amman dilakukan oleh milisi pro-Iran yang berkuasa di Suriah selatan.
Kerajaan ini memiliki ratusan pelatih Amerika di negaranya dan mengadakan latihan ekstensif dengan pasukan Amerika sepanjang tahun.
Sumber CNNiNDONESIA
Baju Militer Anak Paling murah https://shope.ee/1AkMGMKChc
Baju Loreng Ala Militer keren https://shope.ee/4V0oF0TRSK