Militer Israel menjadi salah satu yang paling kuat di dunia. Setiap tahun, mereka mendapat bantuan sebesar US$3,8 miliar atau setara Rp60,27 triliun (asumsi kurs Rp15.861 per dolar AS) dari Amerika Serikat (AS).
AS memang secara tegas mendukung Israel untuk memerangi Hamas. Bahkan, AS mengirimkan sekutu terdekatnya di Timur Tengah itu kapal induk berpeluru kendali dan pesawat tempur F-35, serta peralatan militer lainnya.
Melansir Al Jazeera, Israel adalah penerima bantuan luar negeri AS yang paling signifikan. Israel dilaporkan telah menerima sekitar US$263 miliar atau setara Rp4.171,70 triliun sejak 1946 hingga 2023.
Pendanaan dan peningkatan persenjataan militer dari AS ini untuk mempertahankan hegemoni militer regional Israel, yang memang menjadi elemen inti dari kebijakan Timur Tengah AS.
Jumlah ini hampir dua kali lipat dari penerima bantuan luar negeri AS tertinggi kedua, yakni Mesir yang menerima US$151,9 miliar dalam 77 tahun terakhir.
Israel telah lama dipandang oleh para legislator AS sebagai sekutu untuk membantu melindungi kepentingan strategis AS di Timur Tengah.
Menurut Dinas Penelitian Kongres AS faktor-faktor yang menyebabkan berlanjutnya dukungan militer kepada Israel termasuk kepentingan strategis bersama, dukungan domestik AS untuk Israel dan komitmen bersama terhadap nilai-nilai demokrasi.
Pendanaan militer AS untuk Israel mencapai US$3,8 miliar pada 2023, sebagai bagian dari rekor kesepakatan senilai US$38 miliar atau setara Rp602,63 triliun selama 10 tahun yang ditandatangani oleh mantan Presiden AS Barack Obama pada 2016.
Sejak 1946 hingga 2023, AS telah mendukung Israel dengan total US$124 miliar atau setara Rp1.966,48 triliun dalam bentuk bantuan militer dan pertahanan.
Dari bantuan militer senilai US$3,8 miliar yang diberikan kepada Israel tahun ini, setengah miliar di antaranya adalah untuk pertahanan rudal Israel. Washington telah menyatakan bahwa mereka akan mengisi kembali amunisi Israel yang digunakan untuk melawan Hamas dalam perang terakhir.
Beberapa jam setelah serangan Hamas di dalam wilayah Israel, Israel meminta pencegat Iron Dome dari AS. Kemudian Presiden Joe Biden menyatakan bahwa Washington akan dengan cepat menyediakan peralatan dan sumber daya tambahan bagi pasukan pertahanan Israel, termasuk amunisi, yang dijadwalkan tiba dalam beberapa hari ke depan.
Pemerintahan Biden diperkirakan akan menyisihkan lebih banyak uang untuk Tel Aviv melalui permintaan pendanaan kepada DPR. Namun, dengan tidak adanya ketua DPR, kemungkinan akan ada penundaan dalam pengesahan DPR untuk bantuan tersebut.
AS memberlakukan syarat-syarat tentang bagaimana bantuan, khususnya bantuan militer, dapat digunakan. Undang-Undang Leahy melarang ekspor barang-barang pertahanan AS kepada unit-unit militer yang terlibat dalam pelanggaran hak asasi manusia.
Namun, tak ada unit Israel yang dihukum berdasarkan UU ini.
Bantuan militer untuk Israel meningkat pesat setelah perang 1967 ketika Israel mengalahkan tentara-tentara Arab tetangganya dan mulai menduduki Tepi Barat, Yerusalem Timur, dan Gaza.
Sebagai informasi, pada 2022, Israel menghabiskan US$23,4 miliar untuk militernya. Jumlah ini setara dengan US$2.535 per kapita selama periode 2018-2022. Jumlah itu menjadikannya negara dengan anggaran belanja militer per kapita terbesar kedua di dunia setelah Qatar.
Sumber: CNN
Baju Militer Anak Paling murah https://shope.ee/1AkMGMKChc
Baju Loreng Ala Militer keren https://shope.ee/4V0oF0TRSK