Sejumlah tentara Amerika Serikat (AS) terluka dalam tabrakan dengan konvoi militer Rusia di Suriah timur pada Selasa waktu setempat.
Sejumlah pejabat AS mengatakan bahwa insiden itu terjadi ketika salah satu kendaraan Rusia tampaknya sengaja bertabrakan dengan kendaraan Amerika. Insiden ini menyebabkan sejumlah tentara AS menderita cedera seperti gegar otak. Laporan awal menunjukkan sebanyak empat tentara AS mungkin terluka.
Para pejabat mengatakan helikopter militer Rusia terbang rendah dan cepat di atas daerah itu dalam taktik yang sering digunakan oleh pasukan militer untuk mencoba membubarkan personel di darat.
Para pejabat itu mengatakan meskipun pemimpinan militer AS di tingkat tertinggi telah mengetahui insiden tersebut, Pentagon masih belum secara terbuka mengakui bahwa tentara Amerika terluka.
Beberapa pejabat AS yang mengetahui masalah ini mengatakan bahwa Gedung Putih mencegah Pentagon untuk secara terbuka mengonfirmasi insiden di Suriah.
Seorang pejabat AS mengatakan ada draf pernyataan dari militer tentang insiden itu tetapi pada akhirnya tidak ditandatangani oleh Gedung Putih. Pejabat tersebut menjelaskan bahwa alasan kehati-hatian dari Gedung Putih tidak jelas, meskipun mengatakan kemungkinan para pejabat menginginkan waktu untuk membahas situasi tersebut dengan rekan-rekan Rusia.
Keengganan untuk mengeluarkan pernyataan tentang insiden itu muncul ketika pemerintahan Trump telah menarik perhatian atas apa yang dikatakan banyak orang sebagai keraguannya ketika mengutuk Moskow atas masalah-masalah seperti campur tangan dalam pemilu 2016 dan dilaporkan membayar insentif kepada militan yang terkait dengan Taliban untuk menargetkan pasukan AS di Afghanistan.
Terkait hal ini, seorang juru bicara Pentagon, Jessica McNulty mengatakan kepada CNN bahwa penundaan mengomentari insiden itu disebabkan oleh fakta bahwa Departemen Pertahanan sedang mengoordinasikan tanggapan dengan Gedung Putih dan Departemen Luar Negeri.
Meski begitu, Pentagon memberikan pernyataan atas nama Dewan Keamanan Nasional (NSC).
“Selama interaksi ini, sebuah kendaraan Rusia menghantam kendaraan anti ranjau (M-ATV) koalisi yang menyebabkan cedera pada awak kendaraan,” kata juru bicara NSC John Ullyot dalam sebuah pernyataan.
“Tindakan tidak aman dan profesional seperti ini merupakan pelanggaran protokol de-konflik, yang disepakati oleh Amerika Serikat dan Rusia pada Desember 2019,” pernyataan itu menambahkan.
“Koalisi dan Amerika Serikat tidak mencari eskalasi dengan kekuatan militer nasional mana pun, tetapi pasukan AS selalu mempertahankan hak dan kewajiban yang melekat untuk membela diri dari tindakan permusuhan,” tegas Ullyot seperti dilansir dari CNN, Kamis (27/8/2020).
Seorang pejabat menekankan bahwa insiden Selasa terjadi di zona keamanan yang ditetapkan di Suriah timur tempat Pasukan Demokratik AS dan Suriah beroperasi secara teratur, menambahkan bahwa Rusia sadar mereka berkewajiban untuk mendekonflik operasi mereka dengan AS di daerah itu.
Ketua Kepala Staf Gabungan Jenderal Mark Milley berbicara dengan mitranya, Kepala Staf Umum Rusia Jenderal Valery Gerasimov melalui telepon pada hari Rabu, menurut juru bicara Milley. Juru bicara Milley tidak memberikan rincian terkait pembicaraan via telepon itu merujuk pada praktik sebelumnya.
Personel militer AS di Suriah sering mendapati diri mereka beroperasi di dekat pasukan Rusia yang mendukung rezim Suriah, tetapi ini diyakini pertama kalinya pasukan AS terluka saat berhadapan dengan pasukan Rusia.
Sementara para pejabat koalisi pimpinan AS telah secara terbuka menggambarkan interaksi tersebut sebagai sebagian besar profesional, menggembar-gemborkan adanya mekanisme de-konflik dengan Rusia, pada kenyataannya jumlah pertemuan telah meningkat ketika pasukan Rusia pindah ke daerah-daerah yang diserahkan oleh pasukan AS dan sekutu Suriahnya setelah keputusan pemerintahan Trump untuk menarik pasukan kembali dari perbatasan Suriah-Turki.
Moskow telah lama memprotes kehadiran pasukan AS di Suriah di mana mereka terutama bekerja dengan Pasukan Demokratik Suriah yang dipimpin kelompok Kurdi untuk memerangi sisa-sisa ISIS.
Rusia secara khusus memprotes kehadiran pasukan AS dan Kurdi di sekitar ladang minyak Suriah, yang digunakan Pasukan Demokrat Suriah untuk mendanai operasi dan inisiatif pemerintahannya.
Ladang minyak adalah tempat bentrokan antara pasukan AS dan tentara bayaran Rusia pada 2018 ketika kelompok terakhir berusaha merebut ladang minyak.
Militer AS yakin Rusia telah diberikan kontrak oleh rezim di Damaskus untuk mengembangkan ladang minyak di bawah kendali Pasukan Demokratik Suriah yang dipimpin Kurdi dan sangat ingin menendang AS dan sekutu lokalnya dari daerah tersebut. Sumber: Sindonews
Baju Militer Anak Paling murah https://shope.ee/1AkMGMKChc
Baju Loreng Ala Militer keren https://shope.ee/4V0oF0TRSK