Konflik di Laut Mediterania Timur antara Turki dan Yunani semakin menegang sejak beberapa hari lalu.
Seorang pakar di Inggris memperingatkan bahwa seluruh wilayah di sekitar konflik berkemungkinan terdampak jika konfrontasi kedua negara terus berlanjut.
Dikutip Pikiran-Rakyat.com dari laman Express, ketegangan meningkat sejak Presiden Turki, Recep Tayyip Erdogan mengirim angkatan laut Turki menggunakan armada Fregat untuk mengawal kapal penelitian Oruc Reis.
Armada tersebut berlayar ke wilayah dekat Pulau Kastellorizo, Yunani untuk melakukan serangkaian survei seismik.
Tindakan itu memicu kecaman dari Perdana Menteri Yunani, Kyriakos Mitsotakis dan memperingatkan Turki agar segera mundur dari perairan mereka.
Namun, Turki mengabaikan peringatan yang diberikan Yunani, sehingga hubungan di antara keduanya semakin menegang.
Dosen senior dan pakar politik di Universitas Coventry Inggris, dr. Alex Kazamias mengatakan bahwa tidak ada yang menginginkan konflik di Laut Mediterania Timur berubah menjadi perang.
“Saya tidak yakin ada yang tertarik melihat perselisihan ini berubah menjadi perang,” ujar dr. Alex.
Menurutnya, salah satu konfrontasi yang sangat berisiko membuat konflik semakin memanas adalah insiden tabrakan antara Fregat milik Turki dan Yunani.
Tabrakan tersebut membuat salah satu kapal milik Turki jebol, sedangkan Fregat Limnos Yunani hanya mengalami sedikit kerusakan pada bagian depan.
“Selama konfrontasi Oruc Reis pada 10 Agustus, salah satu Fregat Turki yang mengawalnya bertabrakan dengan Fregat Limnos Yunani dan mengalami beberapa kerusakan,” ujarnya.
Jika kedua negara memutuskan untuk berperang, dr. Alex menyebut bahwa daerah sekitar Mediterania berisiko hancur terbakar.
Dirinya menuturkan, Laut Mediterania Timur sangat kaya akan minyak serta mineral-mineral alami.
Lebih lanjut dr. Alex menunjukkan sebuah laporan yang dikeluarkan oleh US Geological Survey pada 2010 lalu.
Dalam laporan tersebut, Laut Mediterania Timur tercatat menyimpan 1,7 miliar barel cadangan minyak dan 3,5 triliun meter kubik gas alam.
Perusahaan seperti ExxonMobil, Italian Eni dan French Total diketahui memiliki operasi pengambilan minyak di Laut Mediterania Timur.
Pakar politik tersebut mengatakan, pengambilan minyak oleh perusahan-perusahaan itu membuktikan bahwa Laut Mediterania Timur kaya akan minyak.
“Perusahaan-perusahaan ini tidak akan menginvestasikan sumber daya kecuali mereka yakin Laut Mediterania Timur kaya akan minyak,” tuturnya.
Dr. Alex menambahkan, wilayah yang memiliki cadangan minyak berlimpah pun ditemukan di sekitar Israel dan Siprus.
“Ladang gas alam yang sama pentingnya telah ditemukan di dekat Israel dan Siprus,” terangnya.
Baju Militer Anak Paling murah https://shope.ee/1AkMGMKChc
Baju Loreng Ala Militer keren https://shope.ee/4V0oF0TRSK