Militer Cina dan India dilaporkan mengirim jet tempur paling canggih mereka ke pangkalan udara dekat daerah perbatasan yang disengketakan di Himalaya.
Pengerahan jet tempur siluman J-20 milik Cina dan jet tempur Dassault Rafale terbaru militer India dilaporkan Forbes, 17 Agustus 2020.
Dua jet tempur siluman J-20 angkatan udara Cina telah muncul di pangkalan udara di wilayah paling barat Cina ketika insiden bentrokan perbatasan antara India dan China memasuki bulan keempat, menurut Forbes.
J-20 bermesin ganda terlihat dalam citra satelit komersial pangkalan udara Hotan, di wilayah otonom Uighur di Xinjiang. Pengguna media sosial Cina pertama kali melihat pesawat itu.
Tidak jelas apakah ada lebih banyak J-20 daripada dua jet yang terlihat di foto satelit.
Hotan terletak sekitar 321 kilometer dari Ladakh, wilayah India utara di sepanjang Line of Actual Control, garis demarkasi antara pasukan India dan Cina di Himalaya.
Jet tempur siluman J-20 di pangkalan udara Hotan.[Forbes]
Sementara itu, India telah mengerahkan lima jet tempur Dassault Rafale baru ke Ladakh, menurut laporan Hindustan Times pekan lalu. Jet tempur Rafale dikabarkan telah melakukan latihan terbang malam di daerah pegunungan Himachal Pradesh.
Namun media Partai Komunis Cina, Global Times, mengatakan pengerahan pesawat tempur siluman J-20 di dekat perbatasan dengan India tidak boleh ditafsirkan berlebihan dalam konteks gesekan perbatasan Cina-India karena ketegangan menurun.
Angkatan bersenjata Cina sejauh ini belum berkomentar tentang penempatan pesawat tempur di dekat perbatasan di dekat perbatasan yang disengketakan dengan India.
Global Times, mengutip pakar militer Cina, awal bulan ini mengatakan bahwa jet tempur Rafale bukan tandingan jet tempur siluman J-20, beberapa hari setelah gelombang pertama lima pesawat tempur buatan Prancis yang dibeli India mendarat di Ambala.
Pakar militer Cina mengatakan kepada Global Times bahwa Rafale hanyalah jet tempur generasi ketiga plus dan tidak memiliki banyak peluang untuk melawan siluman generasi keempat seperti J-20.
Mereka mengatakan jet tempur kursi tunggal J-20 memiliki supremasi udara karena kemampuan silumannya yang dapat menghindari deteksi radar dan mencapai kecepatan supersonik.
Sementara Dassault Rafale dengan satu atau dua kursi, yang baru tiba di India pada 29 Juli, memiliki kemampuan tempur elektronik (AESA) seperti J-20, yang berarti mereka dapat melacak beberapa target dalam cuaca apa pun, menurut South China Morning Post.
Rafale juga secara signifikan lebih kecil dan lebih ringan daripada J-20.
Dassault Rafale adalah pesawat tempur serbaguna generasi ke-4.5, bermesin dua, dan bersayap delta asal Prancis yang dibuat oleh Dassault Aviation. Rafale dirancang sebagai pesawat berpangkalan di daratan maupun di kapal induk. Tim Felce/Wikimedia Commons
Rafale secara resmi masuk skuadron tempur India pada 2001 dan memiliki kecepatan Mach 1,8 dengan jarak tempuh sekitar 1.850 km. Sementara J-20 Cina, yang mulai beroperasi tiga tahun lalu, dapat mencapai Mach 2 dengan jangkauan 2.000 km.
Di Himalaya, di mana gunung menjulang dengan ketinggian 8.000 meter, kemampuan terbang tinggi pesawat menjadi faktor besar. Untuk Rafale, batas maksimum ketinggian terbangnya sekitar 16.000 meter, sedangkan J-20 dapat terbang di lebih dari 20.000 meter.
Meski memiliki keunggulan di atas kertas, J-20 memiliki masalah mesin yang belum terselesaikan yang mempengaruhi kinerjanya, dan untuk saat ini mengandalkan mesin yang lebih rendah yang mengurangi kemampuan manuver dan siluman pada kecepatan supersonik.
Angkatan Udara India memesan 36 jet tempur Rafale dalam kontrak senilai US$ 9,4 miliar (Rp 138,8 triliun) yang ditandatangani dengan Prancis pada 2016, dan pengiriman diharapkan selesai pada 2021.
Militer Cina belum mengungkapkan berapa banyak jet tempur siluman J-20 yang dimilikinya, tetapi jumlahnya diperkirakan setidaknya 50 unit. Sumber Tempo
Baju Militer Anak Paling murah https://shope.ee/1AkMGMKChc
Baju Loreng Ala Militer keren https://shope.ee/4V0oF0TRSK