in

Perang Dunia III di Depan Mata, Rusia Tegas Bersekutu dengan China

Kendaraan militer yang membawa rudal balistik antarbenua DF-5B melakukan perjalanan melewati Lapangan Tiananmen selama parade militer yang menandai ulang tahun ke-70 Republik Rakyat China, di Beijing, China, 1 Oktober 2019. Foto/REUTERS/Jason Lee

Perang urat syaraf antara China dan Amerika Serikat (AS) semakin sering terjadi, terutama saat menyorot kawasan Laut China Selatan. Di sisi lain, Rusia yang juga menjadi seteru Amerika lainnya. Dengan tegas, Rusia menolak bergabung dengan aliansi anti-China.

Dalam sejumlah laporan, VIVA Militer menginformasikan Amerika menuding China sengaja melancarkan kampanye militer untuk mengklaim sejumlah titik di kawasan tersebut. Sementara, China menyebut Amerika sengaja menyebar kebencian terhadap Negeri Tirai Bambu dengan semua tuduhan tak berdasar.

Perseteruan antara China dan Amerika semakin meruncing, setelah pada 23 Juli 2020 lalu Menteri Luar Negeri Amerika, Mike Pompeo, menyerukan sejumlah negara untuk membentuk aliansi anti-China.

Bukan cuma itu, dalam pernyataannya Pompeo meminta Rusia untuk bergabung dengan Amerika untuk melawan China. Hal ini dilakukan Pompeo untuk mendesak China bergabung dengan sejumlah perjanjian senjata nuklir, dengan maksud melucuti kekuatan rudal balistik China.

VIVA Militer: Ilustrasi persaingan senjata nuklir antara AS, Rusia, dan China

Akan tetapi, permintaan Pompeo itu ditolak mentah oleh Rusia. Juru bicara Kremlin, Dmitry Peskov, menegaskan bahwa China adalah mitra bagi Rusia. 

“(China adalah) mitra kami. (Rusia dan China memiliki) hubungan kemitraan khusus,” ucap Peskov dikutip VIVA Militer dari Xinhua News Agency.

Beberapa hari lalu, Peskov juga memberikan pernyataan yang dengan gamblang menyebut bahwa hubungan Rusia dan Amerika tengah berada dalam titik terendah. Bukan cuma dalam hal hubungan bilateral, namun juga dalam urusan multilateral. Terutama, dalam masalah kontrol senjata nuklir.

“Hubungan kami (dan Amerika) masih berada pada titik terendah. Situasinya sangat buruk, baik dalam hal hubungan bilateral dan tanggung jawab kedua negara untuk urusan multilteral. Yang terutama, adalah masalah kontrol senjata dan stabilitas strategis,” ujar Peskov dikutip VIVA Militer dari Kantor Berita Rusia, TASS.

Perang Dunia III semakin di depan mata. Kapal induk jadi alutsista penting. Punya siapa paling bahaya? Lihat dalam video di bawah ini. []Viva

Baju Militer Anak Paling murah https://shope.ee/1AkMGMKChc

Baju Loreng Ala Militer keren https://shope.ee/4V0oF0TRSK


Militer Cina Tembakkan 3 Ribu Rudal di Laut Cina Selatan

Alutsista TNI akan Terus Ditambah Karena China Masih Jadi Ancaman di Natuna

Kerahkan 26 Kapal Perang, TNI AL Latihan Perang di Dekat Laut China Selatan