Para prajurit Taiwan pada Kamis (16/7/2020) melakukan simulasi serangan pantai terbesarnya tahun ini, untuk berjaga-jaga jika China melakukan invasi.
Sebab, tekanan militer dari Beijing terus meningkat ke pulau itu.
Latihan ini berlangsung lima hari dan telah dimulai pada Senin (13/7/2020) untuk menguji kekuatan angkatan bersenjata Taiwan dalam melawan invasi tetangga besarnya.
Beijing masih menganggap Taiwan sebagai bagian dari wilayahnya, dan berjanji suatu hari akan merebutnya, bahkan dengan kekerasan jika perlu.
Simulasi hari ini melibatkan jet tempur Taiwan, kapal perang, dan pasukan darat memukul mundur musuh yang mendarat di pantai kota Taichung.
Dilansir dari AFP Kamis (16/7/2020), latihan ini diikuti sekitar 8.000 personel militer Taiwan.
Presiden Taiwan Tsai Ing-wen menyaksikan langsung latihan tersebut. Ia kemudian menulis di Twitter, “Menunjukkan kepada dunia kemampuan pertahanan kita yang kuat dan tekad yang kuat untuk mempertahankan Taiwan.”
Taipei menjalani hari-harinya dengan ancaman invasi dari China, sejak kedua pihak berpisah pada 1949 akibat perang saudara.
Lalu dalam beberapa dekade terakhir, Taiwan menyadari pasukan militer mereka kalah jumlah dari Tentara Pembebasan Rakyat China yang sangat besar.
Beijing telah mengerahkan tekanan militer, ekonomi, dan diplomatik terhadap Taiwan sejak Tsai berkuasa pada 2016, karena Tsai enggan mengakui Taiwan sebagai bagian dari “Satu China”.
Tsai memenangkan pemilu lagi pada Januari lalu, dan itu dipandang sebagai perlawanan keras terhadap China yang masih berupaya mencengkeram Taiwan.
Tahun lalu Presiden China Xi Jinping secara khusus berpidato tentang Taiwan, yang memperingatkan penyatuan kembali “tak dapat dihindari”.
Dalam beberapa bulan terakhir pesawat-pesawat tempur China mulai memasuki wilayah Taiwan, dengan frekuensi yang sebelumnya belum pernah terjadi.
“Negeri Panda” berulang kali melanggar zona pertahanan udara. Alhasil, Taipei pun harus menanggapinya dengan menerbangkan jet tempur mereka.
Cekcok kedua negara turut membuat pemerintah Barat semakin waspada menjual persenjataan canggih ke Taiwan, karena takut akan membuat Beijing marah.
Akibatnya Taiwan mengembangkan sendiri perangkat kerasnya, termasuk rudal canggih, kapal, dan jet tempur baru.
Beberapa perangkat keras baru itu termasuk rudal hipersonik buatan dalam negeri yang digunakan dalam latihan pekan ini.
Akan tetapi gencarnya pendekatan China ke Taiwan, juga telah memicu kerja sama internasional baru dengan pulau itu.
Washington di bawah komando Presiden Donald Trump kini lebih terbuka untuk menjual alat tempur besar seperti jet tempur F-16 dan perangkat keras lainnya.
Awal pekan ini Beijing berjanji akan menjatuhkan sanksi untuk Lockheed Martin, menyusul tanggapan AS yang hendak meningkatkan sistem rudal patriot Taiwan.
Perancis juga membuat marah Beijing dengan menyetujui peningkatan sistem interferensi rudal terhadap kapal fregat, yang dibeli Taiwan pada 1990-an.
Baju Militer Anak Paling murah https://shope.ee/1AkMGMKChc
Baju Loreng Ala Militer keren https://shope.ee/4V0oF0TRSK