Para pejabat Pentagon mengungkap bahwa China telah menguji coba rudal balistik antarbenua JL-3 yang diluncurkan dari kapal selam. Menurut mereka, misil itu bisa menghantam seluruh wilayah Amerika Serikat (AS) dengan hulu ledak nuklir.
Uji coba misil Beijing dilakukan di tengah kekhawatiran bahwa Korea Utara sedang mempersiapkan peluncuran rudal jarak jauhnya, yang mungkin dilakukan pada hari Rabu (25/12/2019).
Dua pejabat Pentagon yang berbicara dengan syarat anonim mengatakan uji coba penembakan rudal balistik JL-3 dilakukan pada hari Minggu di Laut Bohai di lepas pantai China utara. Misil itu ditembakkan dari kapal selam kelas Jin dengan posisi tenggelam di bawah laut.
Penembakan rudal JL-3 juga dipantau oleh satelit intelijen AS dan platform lainnya dengan posisi uji coba berada di laut yang sama dan penerbangan misilnya dipantau bergerak ke arah barat.
Tidak ada rincian penjelasan lain dari peluncuran misil tersebut, termasuk apakah uji coba itu berhasil atau tidak.
Juru bicara Pentagon Letnan Kolonel David W. Eastburn mengaku tidak memiliki informasi tentang peluncuran misil JL-3 China.
Peluncuran misil itu berselang tak lama setelah badan-badan intelijen AS mengeluarkan laporan yang meminta kewaspadaan atas potensi uji coba rudal jarak jauh oleh Korea Utara. Uji coba rudal jarak jauh oleh Korea Utara bisa saja terjadi hari ini, karena rezim Kim Jong-un sudah mengancam akan memberikan “hadiah Natal” tak mengenakkan kepada Washington jika tidak menawarkan konsesi terkait denuklirisasi sampai akhir tahun ini.
Seorang pejabat AS mengatakan pemerintahan Donald Trump siap untuk mengambil tindakan keras terhadap Korea Utara jika Pyongyang mengakhiri moratorium uji coba rudal jarak jauh. Pejabat itu tidak merinci tindakan apa yang akan diambil pemerintah Trump.
JL-3 adalah bagian utama dari pasukan nuklir strategis China yang mencakup rudal kapal selam baru, rudal berbasis darat baru termasuk rudal DF-42 multi-hulu ledak, pengembangan pesawat pembom strategis baru dan peningkatan pesawat lama berkemapuan nuklir.
Tes misil pada hari Minggu adalah peluncuran keempat JL-3 dalam dua tahun terakhir. Tes ini menjadi indikasi bahwa China dengan cepat mengembangkan senjata.
Tes pertama misil JL-3 berlangsung pada Desember 2018 dan tes berturut-turut dilakukan pada Juni dan Oktober.
Seperti tes hari Minggu, penembakan misil JL-3 pada Oktober terjadi dari Laut Bohai dan terbang ke barat ke zona benturan di gurun Gobi. JL-3 adalah sistem rudal baru dengan perkiraan jarak jangkauannya 5.600 mil. Sebaliknya, JL-2 yang saat ini digunakan militer China memiliki jangkauan 4.350 mil.
Pensiunan Kapten Angkatan Laut AS, James E. Fanell, mengatakan tes penerbangan sesaat sebelum Natal, jika dikonfirmasi, bukan hanya demonstrasi dari kemajuan yang telah dibuat Angkatan Laut Tentara Pembebasan Rakyat (PLA) dalam teknologi SLBM (rudal balistik yang diluncurkan kapal selam).”Tetapi juga merupakan pernyataan kepada AS, dan dunia, niat strategis Beijing untuk membuat AS dalam bahaya dari intimidasi nuklir China,” katanya, seperti dikutip Washington Times.
“Secara operasional, peluncuran ini bukan kejutan dan menunjukkan perfusi parade hari nasional China 1 Oktober dari rudal JL-2 sebagai (senjata yang) mewakili tingkat teknologi maksimum rudal Angkatan Laut PLA,” ujar Fanell.
“Kenyataannya adalah China mewakili ancaman eksistensial yang sama terhadap perdamaian dan keamanan global yang disajikan oleh Uni Soviet kepada dunia 30 tahun yang lalu.”
Media pemerintah China sendiri tidak merahasiakan rencananya untuk menggunakan serangan rudal yang diluncurkan kapal selam terhadap AS.
Surat kabar Partai Komunis China, Global Times pada 2013 menerbitkan laporan yang menguraikan rencana serangan rudal nuklir yang diluncurkan kapal selam terhadap wilayah AS bagian barat yang diperkirakan akan membunuh hingga 12 juta orang Amerika melalui kombinasi ledakan dan radiasi.
Laporan tersebut—menggunakan peta yang menunjukkan zona ledakan potensial—menyatakan bahwa rudal nuklir JL-2 akan menargetkan area di Seattle, San Francisco dan Los Angeles yang akan menyebarkan radiasi ke timur hingga ke Chicago.
“Secara umum, setelah rudal nuklir menghantam sebuah kota, debu radioaktif yang dihasilkan oleh 20 hulu ledak akan menyebar oleh angin, membentuk daerah yang terkontaminasi untuk ribuan kilometer,” bunyi laporan Global Times pada saat itu.
Sumber : https://international.sindonews.com
Baju Militer Anak Paling murah https://shope.ee/1AkMGMKChc
Baju Loreng Ala Militer keren https://shope.ee/4V0oF0TRSK