Posisi Amerika Serikat (AS) sebagai negara dengan kilang minyak terbesar di dunia bakal disalip oleh China. Melansir Bloomberg, saat ini, adanya krisis pandemi Covid-19 kian mempercepat pergeseran industri penyulingan minyak global.
China, sebagai negara dengan ekonomi terbesar di dunia relatif diuntungkan karena punya permintaan akan bahan bakar yang terus tumbuh di China dan kawasan Asia, ekonominya juga lebih cepat pulih dari pandemi ini.
“Sebaliknya, kilang di AS dan Eropa bergulat dengan krisis ekonomi yang lebih dalam, sementara transisi dari bahan bakar fosil meredupkan prospek jangka panjang untuk permintaan minyak,” tulis Bloomberg, dikutip Minggu (22/11/2020).
Amerika memang telah menjadi negara dengan kilang minyak terbesar dunia sejak dimulainya era minyak pada pertengahan abad kesembilan belas lampau, tetapi China akan menjatuhkan AS pada awal tahun depan, menurut Badan Energi Internasional.
“Kebangkitan industri penyulingan China, dikombinasikan dengan beberapa pabrik besar baru di India dan Timur Tengah,” tulis laporan tersebut.
Terlebih saat ini, eksportir minyak menjual lebih banyak minyak mentah ke Asia dan lebih sedikit ke pelanggan lama di Amerika Utara dan Eropa.
“China akan menempatkan satu juta barel lagi sehari atau lebih di atas meja dalam beberapa tahun mendatang,” kata Steve Sawyer, direktur penyulingan di konsultan industri Facts Global Energy, atau FGE, dalam sebuah wawancara.
“China akan mengambil alih AS mungkin dalam satu atau dua tahun mendatang.”
Kapasitas pemrosesan minyak mentah China diperkirakan akan naik menjadi 1 miliar ton per tahun, atau 20 juta barel per hari, pada 2025 dari 17,5 juta barel pada akhir tahun ini, menurut Institut Riset Ekonomi & Teknologi China National Petroleum Corp.
Baju Militer Anak Paling murah https://shope.ee/1AkMGMKChc
Baju Loreng Ala Militer keren https://shope.ee/4V0oF0TRSK