Militer – Perdana Menteri Benyamin Netanyahu mengancam Iran agar segera menarik keluar personil militernya dari Suriah. Jika tidak, militer Israel akan terus menggempur mereka dengan segala cara.
Ultimatum ini disampaikan Netanyahu seiring munculnya pengakuan mantan petinggi militer Israel yang mengakui negerinya memberi bantuan kelompok militan di Suriah. Mereka memasok senjata dan bantuan pengobatan di perbatasan.
Pernyataan Netanyahu ini dikutip jaringan media Russia Today dan Al Masdar News di Beirut, Lebanon, Selasa (15/1/2019). “Saya bilang pada Anda (Iran), keluar dari sana (Suriah) secepatnya. Kami takkan berhenti menyerang,” ancam Netanyahu.
Hal itu dikatakannya sesudah melantik Jenderal Aviv Kochavi sebagai Kepala Staf Angkatan Bersenjata Israel (IDF). Ia membantah klaim Iran yang mengatakan, unsur-unsur Iran di Suriah hanya penasihat militer, bukan pasukan tempur regular.
“Mereka selalu bohong. Mereka pun melayang dengan semua kebohongan, termasuk kebohongan gagal menerbangkan satelitnya di luar angkasa,” kata Netanyahu yang kini merangkap Menteri Pertahanan Israel sepeninggal Avigdor Lieberman.
Bantahan itu merespon pernyataan Jenderal Hassan Firoozabadi sehari sebelumnya, yang menyatakan Iran akan berpartisipasi di Suriah hingga para teroris kalah. Kehadiran Iran adalah permintaan resmi Presiden Bashar Assad, dan bekerjasama baik dengan Rusia.
Akhir pekan lalu, Jenderal Gadi Eisenkot yang purna tugas sebagai Kepala Staf IDF, membeberkan peran Israel dalam konflik berdarah di Suriah. Israel, menurut Gadi, terlibat nyata dan menggelar operasi rahasia guna membantu para militan di seberang perbatasan Israel.
Para petinggi militer Israel juga pernah bertemu para militan tersebut ketika mereka mendapatkan pengobatan medis di wilayah Israel. Selain senjata dan minyak, Israel juga memberi tunjangan uang pada anggota kelompok teroris di Suriah.
Para petinggi militer Israel juga pernah bertemu para militan tersebut ketika mereka mendapatkan pengobatan medis di wilayah Israel. Selain senjata dan minyak, Israel juga memberi tunjangan uang pada anggota kelompok teroris di Suriah.
Target operasi ini, menjadikan kelompok-kelompok radikal di wilayah selatan Suriah yang berbatasan dengan Israel, mencegah pergerakan milisi Hezbollah dan unsur militer Iran ke perbatasan Suriah-Israel di Dataran Tinggi Golan.
Pengakuan Gadi Eisenkot ini dipublikasikan berbagai media, antara lain Sunday Times, New York Times, dan sebuah media Israel yang langsung mencabut laporan itu karena tekanan pihak militer. Konten itu dianggap bisa membahayakan kepentingan nasional Israel.
sumber: Tribun Jogja
Baju Militer Anak Paling murah https://shope.ee/1AkMGMKChc
Baju Loreng Ala Militer keren https://shope.ee/4V0oF0TRSK