Menjadi Komandan Grup A Pasukan Pengamanan Presiden (Dangrup) A Paspampres adalah pengalaman yang tak terlupakan bagi Mayjen TNI M. Hasan. Dalam bukunya yang berjudul “Menjaga Jokowi Menjaga Nusantara: Catatan Perjalanan Jaguar Komandan Grup A Pasukan Pengamanan Presiden,” ia membagikan kisah-kisah unik dan penuh inspirasi yang dialaminya saat mengawal Presiden Joko Widodo (Jokowi).
Salah satu momen menarik adalah ketika Pangdam Jaya tersebut bersama Presiden Jokowi menyaksikan latihan perang TNI Angkatan Laut (AL) yang dikenal dengan nama Armada Jaya XXXIV/2016 di perairan Laut Jawa, tepatnya di Situbondo, Jawa Timur. Momen ini menjadi bukti konkret bagaimana Pangdam Jaya selalu berada di samping Presiden Jokowi dalam setiap langkahnya.
Presiden Jokowi, berangkat dari Jakarta, tiba di Kabupaten Sidoarjo, Jawa Timur, pukul 08.45 WIB. Dengan menggunakan helikopter Bell TNI AL, perjalanan menuju KRI Banjarmasin-592 hanya memakan waktu 36 menit. Saat itu, kita dapat melihat betapa eratnya keterpaduan antara Presiden dan pasukan pengamanannya.
Latihan Armada Jaya XXXIV/2016 sendiri adalah wujud dari upaya mengukur kemampuan prajurit TNI dan operasional keterpaduan Sistem Senjata Armada Terpadu (SSAT) dalam mendukung operasi gabungan TNI di masa depan. Latihan ini juga bertujuan untuk mempertajam pemahaman dalam proses pengambilan keputusan militer selama operasi laut.
Dalam latihan ini, tidak hanya TNI AL yang terlibat, tetapi juga Marinir dengan persenjataan yang mencakup Howitzer, Roket Multilaras tipe GRAD 70, tank, dan kendaraan pendarat amfibi. Semua unsur ini tergabung dalam berbagai Komando Tugas, menunjukkan keterpaduan yang luar biasa dalam pelaksanaan latihan.
Presiden Jokowi, bersama dengan sejumlah pejabat tinggi, seperti Panglima TNI Jenderal Gatot Nurmantyo, Mensesneg Pratikno, dan Gubernur Jawa Timur Soekarwo, menyaksikan secara langsung demonstrasi keterampilan pasukan TNI AL. Mereka melihat penembakan roket kapal selam jenis RBU 6000, evaluasi medis udara, penembakan di laut, pemindahan logistik, hingga penembakan senjata antikapal permukaan.
Namun, momen menegangkan terjadi saat Presiden Jokowi memberikan aba-aba penembakan rudal C-705 jenis SSM buatan China. Terjadi keterlambatan yang cukup lama dalam peluncuran rudal tersebut, yang membuat para pejabat cemas. Meskipun terdapat kendala, hal ini menjadi pelajaran berharga bahwa kesalahan sekecil apa pun tak dapat ditoleransi dalam dunia militer.
Selain rudal buatan China, TNI AL juga menguji torpedo SUT buatan Jerman, menunjukkan keragaman senjata dan kesiapan mereka untuk berbagai situasi. Semua kejadian ini menjadi bagian penting dari evaluasi yang akan dilakukan setelah latihan ini, terutama karena latihan tersebut disaksikan langsung oleh Presiden RI.
Setelah menyaksikan latihan tempur TNI AL, Presiden Jokowi melanjutkan kunjungannya dengan meninjau berbagai program di sepanjang Pantai Utara Jawa, seperti Program Makanan Tambahan di Tempat Pelelangan Ikan Kampung Landangan Pesisir dan Rumah Pemulihan Gizi. Dia juga menyaksikan pendaratan Marinir dan demo di Pusat Latihan Tempur Marinir.
Kisah-kisah ini menggambarkan betapa pentingnya peran Dangrup A Paspampres dalam menjaga keamanan dan keselamatan Presiden Jokowi, serta mengungkapkan sejauh mana keterpaduan dan kesiapan pasukan TNI dalam menghadapi berbagai situasi, bahkan dalam latihan-latihan yang penuh tantangan. Semua ini menjadi bukti betapa teguhnya komitmen untuk menjaga keutuhan dan keamanan Negara Kesatuan Republik Indonesia.
Baju Militer Anak Paling murah https://shope.ee/1AkMGMKChc
Baju Loreng Ala Militer keren https://shope.ee/4V0oF0TRSK