Negara-negara Islam maupun negara mayoritas Muslim memang menyatakan dukungannya kepada rakyat Palestina ketika perang Israel-Hamas berkecamuk.
Namun dukungan yang diberikan bukan pengerahan pasukan militer atau pun senjata kepada kelompok perlawanan Palestina; Hamas, di Gaza.
Dukungan itu berupa finansial untuk menopang kehidupan rakyat Gaza yang menderita dan dukungan diplomasi di PBB untuk menghentikan perang Israel di Gaza.
Iran, salah satu negara Islam, yang mendukung Hamas juga tidak terbuka soal bantuan yang mereka berikan. Kendati demikian, Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu meyakini 90 persen anggaran militer Hamas berasal dari Iran.
“Iran mendukung Hamas. Saya kira 90 persen anggaran militer Hamas berasal dari Iran. Ia mendanai, mengorganisir, mengarahkannya,” paparnya saat mengumumkan dimulainya invasi darat Israel ke Gaza, pekan lalu.
5 Alasan Negara-Negara Islam Tak Kerahkan Militer Bantu Hamas
1. Diplomasi
Negara-negara Islam cenderung mendukung perjuangan Palestina melalui upaya diplomasi dan bantuan kemanusiaan daripada intervensi militer langsung.
Mereka berupaya untuk mencapai solusi politik yang berkelanjutan melalui negosiasi dengan pihak-pihak yang terlibat.
2. Aliansi Internasional
Beberapa negara Islam memiliki hubungan diplomatik dan aliansi strategis dengan negara-negara Barat, yang mungkin menghendaki stabilitas di Timur Tengah.
Intervensi militer dapat memperburuk hubungan mereka dengan negara-negara Barat, meski faktanya Barat mendukung Israel.
3. Ketidaksetujuan Internasional
Terdapat kekhawatiran bahwa intervensi militer dalam konflik Israel-Hamas dapat menimbulkan reaksi internasional yang merugikan, termasuk sanksi ekonomi dan tekanan politik.
Amerika Serikat (AS) dan sekutu Baratnya sudah terbiasa menggunakan taktik penjatuhan sanksi untuk melemahkan mereka yang dianggap berseberangan dengan kebijakan internasional Barat.
4. Kompleksitas Konflik
Konflik Israel-Palestina, khususnya dengan Hamas, merupakan konflik yang sangat kompleks dengan sejarah panjang dan berbagai aspek politik, etnis, dan agama.
Intervensi militer dapat memperumit situasi dan berpotensi mengakibatkan konsekuensi yang sulit diprediksi.
Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan baru-baru ini mengecam Barat yang dia sebut memberi “lampu hijau” kepada Israel untuk melakukan pembantaian di Gaza. Erdogan lantas bertanya kepada Barat apakah mereka ingin menciptakan situasi Perang Salib yang lain.
5. Prioritas Domestik
Negara-negara Islam seringkali memiliki masalah internal yang memerlukan perhatian sendiri, seperti pembangunan ekonomi, stabilitas politik, dan isu-isu keamanan internal.
Fokus pada konflik luar negeri mungkin bukan prioritas utama mereka.
Perdana Menteri sementara Lebanon, Najib Mikati, blakblakan bahwa dia berupaya membuat negaranya tidak terseret dalam perang Israel-Hamas.
“Saya melakukan tugas saya untuk mencegah Lebanon memasuki perang yang berkecamuk lebih jauh ke selatan,” kata Mikati kepada AFP dalam sebuah wawancara, merujuk aksi saling serang antara militer Israel dan Hizbullah ketika perang berkecamuk di Gaza.
Lebanon yang kekurangan uang menghadapi kemungkinan perang tanpa pemimpin, karena perpecahan politik telah menyebabkan negara itu tidak memiliki presiden selama satu tahun, sementara Mikati telah memimpin kabinet sementara selama sekitar satu setengah tahun.
“Lebanon berada di tengah badai,” katanya. “Rakyat Lebanon sudah muak dengan perang,” katanya lagi.
“Orang Lebanon… tidak ingin terlibat dalam perang apa pun dan menginginkan stabilitas.”
Sumber: sindonews
Baju Militer Anak Paling murah https://shope.ee/1AkMGMKChc
Baju Loreng Ala Militer keren https://shope.ee/4V0oF0TRSK