Sosok Detasemen Jala Mangkara atau biasa dikenal Denjaka mendadak jadi sorotan saat ikut mencari korban dan serpihan jatuhnya pesawat Sriwijaya Air SJ182, Sabtu (9/1/2021).
Tak hanya korban dan puing pesawat, Detasemen Jala Mangkara atau Denjaka juga terlibat langsung dalam pencarian black box pesawat Sriwijaya Air.
Nama Denjaka bukan nama biasa, tim Detasemen Jala Mangkara ini juga menjadi andalan dari TNI AL karena memiliki banyak kemampuan.
Tak sedikit aksi Denjaka dalam menjalankan misinya membuat orang tercengang.
Seperti dikutip dari kompas.com, keterlibaran Prajurit Detasemen Jala Mangkara alias denjaka sangat vital, mereka ambil bagian bersama Tim SAR Gabunganyang menemukan serpihan bodi, serpihan mesin, dan hidrolik kabin penumpang pesawat di antara Pulau Lancang dan Laki.
Informasi yang dihimpun dari anggota denjaka TNI AL, salah satu serpihan pesawat yang ditemukan berupa plat besi berukuran panjang kurang lebih 3 meter.
Tim penyelam dari denjaka menemukan serpihan pesawat di kedalaman 16 meter.
Penemuan ini disaksikan langsung oleh oleh Komandan Korps Marinir Mayor Jenderal TNI (Mar) Suhartono, MTr (Han), Asisten Operasi Dankormar Kolonel Marinir Ahmad Fajar, Asisten Operasi Danpasmar 1 Kolonel Danuri dan Koorsmin Dankormar Letkol Marinir Bambang.
Dibuktikan pula ketika mereka mampu menyelam hingga 10 meter lebih di bawah laut mencari serpihan pesawat, memburu black box atau kotak hitam milik Sriwijaya Air SJ 182 dan menjadi andalan di dalam tim Basarnas.
Dikenal Sakti
Jago didarat, hebat di lautan, dan memiliki kemampuan dalam olah berbagai senjata, terutama persenjataan operasi personel Denjaka alias Detasemen Jala Mangkara.
Keperkasaan Prajurit Denjaka atau pasukan khusus AL ini, membuat mereka disebut sebagai prajurit sakti.
Sebab, Rata-rata anggota Denjaka adalah prajurit multi skill, unggulan, dibekali fisik di atas rata-rata orang kebanyakan, dan memiliki kecerdasan luar biasa. Selain memiliki kammpuan renang di atas kemampuan prajurit lainnya, mereka memiliki kemampuan intelejen yang mumpuni.
Mereka bisa bergerak seperti manusia katak, karena memiliki kemampuan intai amfibi, menguasai dasar-dasar spesialisasi, taktik anti teror dan anti sabotase serta memiliki komando kelautan yang komplit.
Mengopreasikan Berbagai Senjata Api
Dikutif dari wikipedia, untuk mendukung operasi personel Denjaka dibekali antara lain submachine gun MP5, HK PSG1, dan Daewoo K7.
Kemudian senapan serbu G36, HK416, M4, Pindad ss-1, CZ-58, senapan mesin ringan Minimi M60, Daewoo K3, serta pistol Beretta, HK P30 dan SIG Sauer 9 mm.
Harus Lewati Pendidikan Berat
– Pendidikan Dasar
Prajurit Denjaka adalah perajurit pilihan dan memang dipilih dari beberapa kesatuan untuk direkrut dan menjadi satu tim khusus.
Setelah direkrut, maka mereka wajib menjalani pelatihan selama 6 bulan di Jakarta. Dalam pelatihan ini setiap prajurit Denjaka dibekali kursus penanggulangan antiteror aspek laut seperti, intelijen, taktik dan teknik anti-teror, dan anti-sabotase.
Kemudian dasar-dasar spesialisasi, Komando kelautan dan keparaan lanjutan
Kursus ini dilaksanakan setiap kurang lebih 5,5 bulan bertempat di Jakarta dan sekitarnya.
– Pendidikan Lanjutan
Disinilah Prajuri Denjaka kembali ditempa dan memiliki spesialisasi atau kemampaun lebih khsus lagi.
Sebab pelatihan dilanjutkan dengan materi pemeliharaan kecakapan dan peningkatan kemampuan kemahiran kualifikasi Taifib dan Paska, pemeliharaan dan peningkatan kemampuan menembak, lari dan berenang.
Kemudian kemampuan untuk peningkatan kemampuan bela diri, penguasaan taktis dan teknik penetrasi rahasia, darat, laut dan udara, penguasaan taktik dan teknik untuk merebut dan menguasai instalasi di laut, kapal, pelabuhan/pangkalan dan personel yang disandera di objek vital di laut.
Lalu mendapatkan pelatihan tentang penguasaan taktik dan teknik operasi klandestin aspek laut, pengetahuan tentang terorisme dan sabotase, penjinakan bahan peledak, dan peningkatan kemampuan survival, pelolosan diri, pengendapan, dan ketahanan interogasi.
Dilengkapi Kemampuan Darat dan Udara
Seorang Prajurit Denjaka benar-benar komplit kemampuannya.
Selain itu, prajurit Denjaka dituntut memiliki kesiapan operasional mobilitas kecepatan, kerahasiaan dan pendadakan yang tertinggi serta medan operasi yang berupa kapal-kapal, instalasi lepas pantai dan daerah pantai.
Disamping itu juga memiliki keterampilan mendekati sasaran melalui laut, bawah laut dan vertikal dari udara.
Sejarah Pembentukan Organisasi
Seperti diketahui, sejarah pembentun Denjaga berlangsung atau tepatnya 4 November 1982, KSAL membentuk organisasi tugas dengan nama Pasukan Khusus AL (Pasusla).
Sebab, Keberadaan Pasusla didesak oleh kebutuhan akan adanya pasukan khusus TNI AL guna menanggulangi segala bentuk ancaman aspek laut. Seperti terorisme, sabotase, dan ancaman lainnya.
Adapun tahap pertama, direkrut 70 personel dari Batalyon Intai Amfibi (Yontaifib) dan Komando Pasukan Katak (Kopaska). Komando dan pengendalian pembinaan di bawah Panglima Armada Barat dengan asistensi Komandan Korps Marinir. KSAL bertindak selaku pengendali operasional. Markas ditetapkan di Mako Armabar.
Namun, Melihat perkembangan dan kebutuhan satuan khusus ini, KSAL menyurati Panglima TNI yang isinya berkisar keinginan membentuk Detasemen Jala Mangkara. Panglima ABRI menyetujui dan sejak itu (13 November 1984), Denjaka menjadi satuan Antiteror Aspek Laut. Merunut keputusan KSAL, Denjaka adalah komando pelaksana Korps Marinir yang mempunyai tugas pokok melaksanakan pembinaan kemampuan dan kekuatan dalam rangka melaksanakan operasi antiteror, antisabotase, dan klandesten aspek laut atas perintah Panglima TNI.
Menjadi Andalan Basarnas Pencarian Bangkai Sriwijaya Air
Maka wajar jika para Prajurit Jalamangkara diandalkan dalam pencarian korban dan serpihan pesawat serta black box atau kotak hitam Sriwijaya Air JS 182 tersebut.
Panglima TNI Marsekal Hadi Tjahjanto mengatakan lokasi black box pesawat Sriwijaya Air SJ182 sudah ditandai dalam pencarian hari kedua pada Minggu (10/01).
“Mudah-mudahan dalam waktu yang tidak lama, black box bisa kita temukan,” kata Hadi dalam jumpa pers, pukul 15.40 WIB.
Kepala Basarnas, Marsekal Madya TNI Bagus Puruhito, menambahkan pihaknya “meyakini itu black box. karena pancaran sinyal emergensi hanya dari dua alat tersebut.”
Baju Militer Anak Paling murah https://shope.ee/1AkMGMKChc
Baju Loreng Ala Militer keren https://shope.ee/4V0oF0TRSK