Ali Kalora dan komplotannya kini diburu negara. Ali Kalora adalah teroris yang berada di balik pembunuhan di Sigi. Ketauhilah jejak sadis orang sadis ini.
Ali Kalora memimpin komplotan teroris yang menyebut dirinya Mujahidin Indonesia Timur (MIT), beroperasi di wilayah Sulawesi Tengah. Merekalah pelaku pembunuhan sadis di Dusun Lewonu, Desa Lembantongoa, Kecamatan Palolo, Kabupaten Sigi, Sulawesi Tengah, 27 November lalu.
“Pemerintah telah memerintahkan aparat keamanan melalui Satgas Operasi Tinombala untuk melakukan pengejaran dan pengepungan terhadap para pelaku agar secepatnya dilakukan proses hukum yang tegas terhadap mereka,” kata Menteri Koordinator Politik, Hukum, dan Keamanan Mahfud Md usai rapat di kantornya, Jl Medan Merdeka Barat, Jakarta Pusat, Senin (30/11/2020).
Profil Ali Kalora
Sosoknya cukup misterius. Berdasarkan penelusuran detikcom, belum ada sumber tepercaya yang mencantumkan tanggal lahir pria ini. Namun yang jelas, dia lahir di Kalora.
Sekelumit informasi pribadi soal Ali Kalora diketahui lewat lembaran Daftar Terduga Teroris dan Organisasi Teroris Nomor DTTOT/P-4a/1247/VIII/2017, dari Polri, ditandatangani Kepala Densus 88 Irjen Muhamad Syafii pada 22 Agustus 2017. Di situ tertera nama asli Ali Kalora sebagai berikut:
Nama: Ali Ahmad
Nama alias: Ali Ahmad Kalora alias Ali Kalora
Tempat tanggal lahir: Desa Kalora Poso Pesisir Utara, Poso, Sulawesi Tengah
Kewarganegaraan: Indonesia
Alamat: Sulawesi Tengah
Nama ‘Kalora’ ternyata diambilkan dari nama desa tempat dia lahir. Nama aslinya adalah Ali Ahmad.
Ali Kalora sudah buron (DPO) sejak 27 Desember 2012. Namanya sebagai pemimpin komplotan MIT mencuat lantaran pemimpin sebelumnya, yakni Santoso alias Abu Wardah, tewas ditembak aparat.
Sosok Ali Kalora yang diburu polisi. (Foto: Dok. Istimewa) |
Selanjutnya, istri Ali Kalora:
Istri
Ali Kalora punya istri bernama Tini Susanti Kaduku alias Umi Fadel/Umi Farel. Dia selalu menemani Ali Kalora bergerilya di pedalaman hutan Sulawesi Tengah.
Sebagaimana telah diberitakan detikcom, Tini ditangkap Satgas Tinombala dalam kondisi hamil delapan bulan, di Poso, pada 11 Oktober 2016. Polisi mengatakan tak ada kekerasan atau perlawanan saat dia ditangkap.
Tini, Istri Ali Kalora (Istimewa) |
Penerus Santoso, sempat diremehkan
Sebelumnya, MIT dipimpin oleh Santoso. Sebagaimana diberitakan detikcom, Santoso tewas pada 18 Juli 2016. Dia ditembak anggota Satgas Tinombala dari unsur Batalyon Infanteri 515 Kostrad, Jember.
Usai tewasnya Santoso, masih ada sosok Basri bin Baco Sampe alias Bagong yang menjadi tangan kanan Santoso. Basri bisa menjadi penerus Santoso. Beruntung, Satgas Tinombala berhasil menangkapnya hidup-hidup, di Sektor Satu, Poso, Pesisir Selatan, 14 September 2016.
Maka sejak saat itu, Ali Kalora menjadi pemimpin MIT. Ali Kalora sempat dianggap enteng oleh kepolisian.
“Ali Kalora jauh di bawah kelasnya Santoso dan Basri,” kata Kapolri Jenderal Tito Karnavian di PTIK, Jl Tirtayasa, Jakarta, 14 September 2016 silam.
Reputasi buruk: mutilasi
Ali Kalora cs punya reputasi buruk meneror warga. Pada akhir 2018, komplotannya memutilasi penambang emas.
Peristiwa itu terjadi di Desa Salubanga, Kecamatan Sausu, Kabupaten Parigi Moutong, Sulawesi Tengah. Kepala korban ditemukan terpisah dari tubuh lainnya pada 30 Desember 2018.
Sehari berselang, polisi melakukan olah tempat kejadian perkara (TKP). Usai melakukan olah TKP, Personel Polda Sulawesi Tengah bernama Bripka Andrew dan Bripda Baso ditembak oleh kompoltan Ali Kalora. Dua polisi itu terluka tapi tetap selamat.
Pada 27 November 2020, Ali Kalora memimpin gerombolan MIT melakukan pembunuhan di Dusun Lewonu, Desa Lembantongoa, Kecamatan Palolo, Kabupaten Sigi, Sulawesi Tengah.
Ali Kalora cs membunuh empat orang dengan sadis, yakni menggorok leher. Ada pula yang dibakar. Satu bangunan dibakar. Kapolda Sulawesi Tengah Irjen Abdul Rakhman Baso menyebut bangunan yang dibakar bukanlah gereja namun rumah yang biasa dijadikan tempat pelayanan umat.
Jejak sadisnya bisa diperpanjang sampai ke belakang, saat Santoso masih hidup dan memimpin MIT. Berikut adalah catatan yang dikutip dari buku ‘Ancaman Virus Terorisme: Jejak Teror di Dunia dan Indonesia’ karya Marsda TNI (Pur) Prayitno Ramelan.
MIT mendapat perhatian internasional setelah mereka membunuh dua polisi pada 16 Oktober 2012. Polisi itu adalah Briptu Andi Sapa dan Brigadir Sudirman, tewas di Dusun Tamanjeka, Desa Masani.
20 Desember 2012, tiga anggota Polri tewas setelah ditembak dari belakang saat patroli di Desa Kalora, desa tempat Ali Kalora lahir. Briptu Ruslan, Briptu Winarto, dan Briptu Wayan Putu Ariawan tewas karena luka tembak yang parah, termasuk di kepala dan dada.
Pada 2015, kelompok MIT membunuh tiga warga di Desa Tangkura. Mereka tewas mengenaskan dengan luka tembak. Korban atas nama Dolfi Moudi Alipa (22), Aditya Tetembu (58), dan Hery Tobio.
Jejak sadis Ali Kalora
Polri pernah menjelaskan soal jejak sadis Ali Kalora, termasuk saat masih bersama Santoso. Santoso-Ali Kalora Cs di MIT beraksi sejak 2011 dan menimbulkan banyak korban jiwa.
“Dalam waktu kurang lebih 8 tahun, berdasarkan data yang terhimpun, kelompok teroris Santoso-Ali Kalora cs telah melakukan aksi teror sebanyak 22 aksi. Korban meninggal dunia dari Polri sebanyak 8 personel dan warga sipil 16 orang,” kata Karo Penmas Divisi Humas Polri, Brigjen Dedi Prasetyo, ketika dihubungi detikcom, 5 Januari 2019 lalu.
Sebanyak 24 orang meninggal dunia akibat teroris Santoso-Ali Kalora. Itu adalah keterangan awal tahun 2019. Bila digabung dengan jejak berdarah Ali Kalora selepas 2019, maka jumlah korban jiwa akibat ulah Ali Kalora cs bakal tambah banyak.
Berdasarkan catatan kepolisian sampai Januari 2019, berikut ini daftar kejahatan yang telah dilakukan Ali Kalora:
1. 25 Mei 2011, terlibat aksi penembakan terhadap polisi di Bank BCA, Jalan Eni Saenal. Dalam peristiwa ini dua polisi tewas dan 1 polisi luka berat.
2. 26 Agustus 2012, terlibat aksi penembakan terhadap warga atas nama Noldy Ambulando di Desa Sepe, Poso, di mana korbannya tewas.
3. 29 September 2012, terlibat aksi peledakan bom Desa Korowou, Kabupaten Morowali.
4. 04 Oktober 2012, terlibat aksi penembakan terhadap warga atas nama Hasman Sao.
5. 10 Oktober 2012, terlibat aksi peledakan bom di Kelurahan Kawua, Kabupaten Poso.
6. 16 Oktober 2012, terlibat aksi pembunuhan dua anggota Polres Poso yaitu Briptu Andi Sappa dan Brigadir Sudirman di dusun Tamanjeka, Kabupaten Poso.
7. 22 Oktober 2012, terlibat aksi peledakan bom di Pos Polisi Smaker. Korbannya dua polisi dan satu satpam terluka.
8. 15 November 2012, terlibat dalam penembakan ke rumah dinas Kapolsek Poso Pesisir Utara.
9. 20 Desember 2012, terlibat dalam aksi penembakan terhadap Brimob di di Desa Kalora, Kabupaten Poso. Penyerangan ini mengakibatkan 4 anggota Brimob meninggal dunia.
10. 3 Juni 2013, terlibat dalam perencanaan dan pelaksanaan bom bunuh Diri di Mako Polres Poso.
11. 25 Februari 2014, terlibat dalam peledakan bom di Desa Pantangolemba, Kabupaten Poso.
12. 2 Juni 2014, penembakan terhadap warga Desa Tamanjeka atas nama Muhammad Muhir yang mengakibatkan luka berat.
13. 9 Juni 2014, terlibat penyerangan Mapolsek Poso Pesisir Utara. Beruntung, tak ada korban.
14. 18 September 2014, terlibat pembunuhan warga bernama Fadly alias Nurhakim alias Papa Sri di Desa Padanglembara, Poso Pesisir Selatan.
15. 7 Oktober 2014, terlibat peledakan bom dan penghadangan mobil Bimob di Desa Dewua, Kabupaten Poso. Dalam peristiwa ini, penyerangan tak memakan korban.
16. 9 Desember 2014, terlibat aksi penculikan terhadap warga atas nama Obet Sabola dan pamannya Yunus Penini di Desa Sedoa, Kabupaten Poso.
17. 27 Desember 2014, terlibat penyanderaan dan pembunuhan dua warga Desa Tamandue, Kabupaten Poso.
18. 15 Januari 2015, terlibat penembakan dan mutilasi tiga warga desa Tangkura, Poso Pesisir Selatan.
19. 13, 14, dan 15 September 2015, terlibat pembunuhan dan mutilasi 3 warga Kabupaten Parigi Moutong.
20. 3 Agustus 2017, melakukan pembunuhan dengan cara menembak warga Desa Parigimpu, Parigi di Pegunungan Pora. Korban bernama Simson alias Suju.
21. 30 Desember 2018, melakukan aksi pembunuhan dan mutilasi terhadap warga Desa Salubanga, Parigi Moutong bernama Ronal Batua alias Anang.
22. 31 Desember 2018, melakukan penembakan terhadap dua polisi yang sedang mengevakuasi jasad warga Desa Salubanga, Parigi Moutong bernama Ronal Batua alias Anang. Akibatnya, dua polisi mengalami luka tembak namun berhasil diselamatkan.
Sumber: detik