Pangdam Jaya Mayjen TNI Dudung Abdurachman merespons kritik atas keikutsertaan TNI menurunkan baliho Habib Rizieq Syihab (HRS). Dudung menyebut pihak yang mengkritik TNI tidak mengetahui bagaimana cerita penurunan baliho yang sebenarnya.
“Kritikan itu paling sedikit yang dukung banyak. Dukungnya lebih banyak yang mengkritik itu tidak tahu perjalanannya ceritanya bagaimana penurunan baliho. Penurunan baliho itu sudah 2 bulan yang lalu dilakukan Pol PP, polisi, dan TNI bersama-sama kita lakukan,” kata Dudung di Kodam Jaya, Jalan Mayjen Sutoyo, Cililitan, Jakarta Timur, Senin (23/11/2020).
Menurut Dudung, FPI malah meminta Satpol PP DKI memasang kembali baliho Rizieq yang sudah diturunkan. Dia heran FPI bisa berperilaku demikian.
“Kemudian karena turunkannya Pol PP kemudian dihadang oleh FPI, kemudian didemo suruh pasang lagi. Lah emang dia siapa. Dia ini siapa, organisasi apa? Kok pemerintah yang jelas-jelas Pol PP kok ya, pemerintah itu jelas organisasinya ya, strukturnya sudah jelas, kok bisa takut mereka. Mereka (FPI) itu siapa?” ungkap Dudung.
Lebih lanjut, Dudung menegaskan tidak boleh ada organisasi yang bisa bertindak semaunya. Lulusan Akademi Militer (Akmil) tahun 1988 itu menekankan bahwa ada aturan hukum negara yang harus dipatuhi setiap elemen masyarakat.
“Saya tidak ingin ada keresahan-keresahan dengan membuat aturan-aturan yang menurut dianya sendiri. Ini negara hukum, harus ada ketetapan hukum yang benar,” tegasnya.
Seperti diketahui, Pangdam Jaya Mayjen TNI Dudung Abdurachman telah mengonfirmasi bahwa dia yang memerintahkan penurunan baliho berwajah Rizieq, salah satunya seperti yang viral di media sosial. Keikutsertaan TNI menurunkan baliho Rizieq mendapat sejumlah kritik, di antaranya dari duo pimpinan Komisi I DPR RI, Bambang Kristiyono dan Abdul Kharis Almasyhari.
Baju Militer Anak Paling murah https://shope.ee/1AkMGMKChc
Baju Loreng Ala Militer keren https://shope.ee/4V0oF0TRSK