Sudah menjadi komitmen pemerintah untuk terus mempercepat kemandirian industri pertahanan nasional. Baik kelompok tier 1 yang disebut BUMN Industri Strategis maupun kelompok industri swasta yang tergabung ke dalam wadah Pinhantanas.
Dalam rangka itu, PT Pindad (Persero) menjalin kerjasama dengan industri pertahanan Ukraina sebagai upaya memperkuat kemampuannya dalam memproduksi dan modernisasi alat utama sistem persenjataan (alutsista).
Penandatanganan kerjasama dilakukan Direktur Utama Pindad Abraham Mose dengan Director of Department of SPETS disaksikan Wakil Menteri Pertahanan Sakti Wahyu Trenggono, Duta Besar RI untuk Ukraina, Armenia dan Georgia, Yuddy Chrisnandi, dan Dirtekindhan Kemhan Laksma TNI Sriyanto
“Saya mengapresiasi langkah yang dilakukan Pindad dengan pelaku usaha dari industri pertahanan di Ukraina ini. Realisasi dari kerjasama diharapkan Arhanud kita dapat dilengkapi fire control radar dan surveillance radar berkemampuan jarak deteksi hingga 150 km,” ujar Wamenhan di Kiev.
Dengan kerja sama ini, menurut Trenggono, nantinya pengawakan senjata artileri yang normalnya membutuhkan personel hingga dela[an prajurit, menjadi hanya membutuhkan satu operator saja.
“Karena sistem sudah komputerisasi, sangat otomatis melalui sistem yang disebut Air Defence System,” kata Wamenhan Trenggono usai menyaksikan penandatanganan, Jumat (7/2).
Direktur Utama Pindad Abraham Mose menambahkan kerjasama dengan SPETS dalam bidang perbaikan sistem senjata pertahanan udara AAG bernama S-60 kaliber 57 mm.
Sistem senjata buatan Uni Soviet tahun 1950-an ini masih banyak digunakan oleh berbagai negara, termasuk salah satunya adalah Indonesia.
Terdapat kurang lebih 236 unit S-60 yang terdiri dari 188 manual unit dan 48 retrofit yang digunakan oleh TNI satuan Arhanud.
“Kerja sama ini diharapkan dapat mengembangkan kemampuan PT Pindad sebagai produsen untuk melakukan perbaikan dan modernisasi sistem senjata tersebut agar AZP S-60 dapat terus digunakan secara maksimal untuk proteksi wilayah udara Indonesia oleh Arhanud,” kata Abraham.
Ditambahkannya, selain bidang Air Defense, Pindad juga melanjutkan dan melakukan review dari rencana kerja sama terkait BTR-4 yang sebelumnya telah pernah diinisiasi Pindad tahun 2014 melalui perjanjian joint-production di Indonesia.
“Rencana akan ada Joint Production BTR 4, terkait penyediaan Tank Amfibi buat Marinir/ TNI AL. Pindad memperoleh benefit terkait pembuatan ranpur Amfibi,” katanya.
SFTE Spetstechnoexport merupakan State Foreign Trade Enterprise atau perusahaan sepenuhnya berada di bawah kendali atau dikerjakan oleh negara, yang bertugas melakukan penjualan ekspor produk dan jasa militer serta dual use ke luar negeri dan merupakan bagian intergral dari Ukroboronprom, yaitu payung gabugan industri militer di Ukraina (the full Ukrainian defence-industrial complex).
SPETS merupakan kedua terbesar dalam trade turnover dan merupakan eksportir berpengalaman di Ukrania yang beroperasi sejak 2000.
Memiliki jaringan dan akses ke 120 perusahaan negara dan 70 perusahaan swasta manufaktur, 35 biro desain dan 30 pusat riset baik milik pemerintah maupun swasta.
Sebagai organisasi di bawah Ukroboronprom yang menjadi payung bagi industri militer Ukraina untuk ekspor ke luar negeri, SPETS memiliki akses ke berbagai industri militer dan produk militer di Ukraina.
Seperti RPG, kendaraan tempur serta services, seperti perbaikan pertahanan udara, salah satunya adalah Anti-Aircraft Gun (AAG) S-60. Beny Adrian
Sumber : https://angkasa.news/
Baju Militer Anak Paling murah https://shope.ee/1AkMGMKChc
Baju Loreng Ala Militer keren https://shope.ee/4V0oF0TRSK