Biodata Praka Zulkifli, anggota Yonif Raider 751 yang gugur saat mengamankan demonstrasi di Expo Waena, Senin (23/9/2019) ternyata cukup mengagumkan.
Praka Zulkifli memiliki jejak penugasan sebagai prajurit TNI yang luar biasa.
Danyonif 751/Raider Mayor Inf Rofi Irwansyah menyampaikan ucapan belasungkawa atas gugurnya sang prajurit.
“Dan almarhum mendapatkan tempat terbaik di sisi Allah SWT, selaku Kusuma Bangsa,” kata Rofi dalam keterangan resmi Penerangan Kodam XVII Cenderawasih, Senin (23/9/2019).
Kepala Penerangan Kodam (Kapendam) XVII Cenderawasih Letkol CPL Eko Daryanto mengatakan, dengan gugurnya Praka Zulkifli, seluruh prajurit jajarannya turut berbelasungkawa.
“Atas peristiwa yang dialami almarhum, apalagi, dengan jejak penugasannya yang luar biasa.”
“Selaku pimpinan tertinggi di Kodam XVII/Cenderawasih, Pangdam Mayjen TNI Herman Asaribab, menyatakan turut berduka cita yang setinggi-tingginya kepada keluarga Almarhum dan Yonif 75,” tutur Eko.
Berikut biodata Praka Zulkifli.
1. Masih Berusia Muda
Praka Zulkifli memiliki nama lengkap Zulkifli A. Karim.
Dari akun instagram resmi Puspen TNI tertulis, Praka Zulkifli ini ternyata masih berusia 25 tahun.
Praka Zulkifli lahir pada tanggal 26 April 1994.
“Selamat jalan Pahlawanku,
Tunai sudah JANJI BAKTI sebagai PATRIOT PEMBELA BANGSA.
SEMANGAT JUANG dan KETULUSAN TEKAD PENGABDIAN sebagai KUSUMA BANGSA, tidak hanya dikenang namun juga akan mengantarmu di sisi Allah SWT.
#TNIADMengabdiDanMembangunBersamaRakyat,” tulis akun resmi Puspen TNI.
2. Bebaskan 244 Warga Sipil
Praka Zulkifli merupakan salah satu patriot yang berhasil membebaskan 344 warga sipil yang disandera oleh OPM pada 2017 silam.
Danyonif 751/Raider Mayor Inf Rofi Irwansyah mengatakan, Praka Zulkifli merupakan prajurit terbaik yang ikut bersama pasukan gabungan dari Kopassus, yakni Yonif Raider 751 dan Yonif 754.
Kala itu, ia ikut dalam misi pembebasan 344 warga sipil yang terisolasi di Kampung Banti, Distrik Tembagapura.
Rofi menjelaskan, atas keberhasilannya membebaskan sandera bersama prajurit lainnya, pria kelahiran Makian pada 26 April 1994 itu, mendapatkan anugerah Kenaikan Pangkat Luar Biasa (KPLB).
“Semoga dedikasi dan perjuangannya untuk Indonesia, khususnya Papua, akan selalu dikenang.”
3. Gugur saat Bertugas
Eko mengatakan Praka Zulkifli gugur saat sedang menjalankan tugas Bantuan Kendali Operasi (BKO) ke Polda Papua.
Eko mengatakan, saat kejadian, Praka Zulkifli ikut mengawal dan mengamankan massa ke arah Expo Waena dari arah Universitas Cenderawasih.
Namun ketika itu, kata Eko, massa malah memprovokasi masyarakat untuk merusak berbagai fasilitas umum.
“Setibanya di Expo Waena, massa malah balik menyerang aparat. Salah satu yang jadi korban adalah Praka Zulkifli.”
“Almarhum diserang secara brutal menggunakan senjata tajam dari belakang,” ungkap Eko.
Eko mengatakan, mendiang Praka Zulkifli yang berasal dari Tidore itu, meninggal akibat mengalami luka bacokan di kepala bagian belakang.
Ia sebelumnya sempat dievakuasi menuju RS Bhayangkara untuk mendapat perawatan.
“Namun karena pendarahan yang hebat, meski mengalami perawatan secara intensif, sekitar pukul 12.30 WIT, Praka Zulkifli dinyatakan meninggal dunia.”
“Sungguh disayangkan, ketika almarhum ketika itu berhasil menyelamatkan sandera pada peristiwa Banti, justru mengalami hal seperti ini,’’ ucap Eko.
Sebelumnya Wartakotalive memberitakan, Praka Zulkifli, prajurit Yonif 751/Raider, menjadi korban pembacokan, Senin (23/9/2019).
Saat kejadian, Praka Zulkifli sedang melaksanakan tugas BKO di Polda Papua sebagai pengemudi kendaraan dinas truk pengangkut pasukan.
Kapendam XVII/Cenderawasih Letkol CPL Eko Daryanto mengatakan, pelaku pembacokan diduga massa Aliansi Mahasiswa Papua (AMP) yang berunjuk rasa di Universitas Cenderawasih.
Eko menjelaskan, sebelumnya massa AMP melakukan demo di depan Auditorium Universitas Cenderawasih.
Mereka menuntut pendirian posko bagi mahasiswa Papua yang pulang dari studi di luar Papua.
Eko mengatakan, aksi tersebut tidak mendapat izin dari Polda Papua maupun dari pihak Rektorat Universitas Cenderawasih.
Eko menjelaskan, massa AMP kemudian difasilitasi petugas untuk kembali ke daerah Expo Waena, menggunakan truk dan bus umum.
Mereka dikawal aparat keamanan yang menggunakan kendaraan dinas yang dikemudikan Praka Zulkifli.
Ia mengatakan, setibanya di daerah Expo Waena sekira pukul 11.00 WIT, massa AMP yang baru turun dari kendaraan, berbalik menyerang aparat keamanan yang mengawal mereka pulang.
Eko menjelaskan, mendiang Praka Zulkifli yang sedang beristirahat sejenak seusai mengantar pasukan pengamanan, tiba-tiba diserang massa menggunakan senjata tajam.
“Almarhum mengalami luka bacokan di kepala bagian belakang.”
“Korban sempat dievakuasi menuju RS Bhayangkara untuk mendapat perawatan medis.”
“Namun karena pendarahan yang hebat, nyawa Praka Zulkifli tidak dapat terselamatkan.”
“Sekitar pukul 12.30 WIT, Praka Zulkifli dinyatakan meninggal dunia,” kata Eko dalam keterangan tertulis, Senin (23/9/2019).
4. Rencana Pemakaman
Eko mengatakan, rencana pemakaman Praka Zulkifli masih dikoordinasikan oleh Danyonif 751/Raider dengan keluarga korban.
Menurut Eko, massa AMP juga berusaha memprovokasi masyarakat Papua yang berada di Expo Waena.
Masyarakat diprovokasi untuk melakukan aksi anarkis berupa pembakaran terhadap berbagai fasilitas umum dan rumah masyarakat.
Atas nama Kodam XVII/Cenderawasih, Pangdam Mayjen TNI Herman Asaribab, Kapendam menyatakan turut berduka cita kepada keluarga almarhum.
“Sebagai seorang prajurit, almarhum Praka Zulkifli telah memberikan bakti terbaiknya kepada bangsa dan negara.”
“Dengan memberikan jiwa dan raganya demi terciptanya rasa aman di tanah Papua” ucap Pangdam saat melihat jenazah Praka Zulkifli di RS Bhayangkara.
Sumber Surya
Baju Militer Anak Paling murah https://shope.ee/1AkMGMKChc
Baju Loreng Ala Militer keren https://shope.ee/4V0oF0TRSK