Militer.me – Direktur Utama Pindad Abraham Mose mengatakan, pihaknya ingin mengoptimalkan pemanfaatan aset berupa lahan di Bandung, sebagai wahana pengenalan produk-produk perusahaan.
“Ada rencana jangka panjang di 10 hektare lahan kami mau bangun area komersial, military destination yang ada ruang tembak komersial, paint ball, bisa main panser, ada Pindad Shop-nya (souvernir) dan lainnya,” tutur Direktur Utama Pindad, Abraham Mose saat ditemui di lapangan tembak Pindad, Bandung, kemarin.
Untuk itu, pihaknya ingin mengundang investor untuk menjalin kerja sama dalam mengembangkan area tersebut. Sebab, selain membangun Military Destination, akan dibangun juga fasilitas lain seperti rumah sakit dan perhotelan.
Sementara untuk pengerjaan konstruksinya, akan dikerjasamakan dengan perusahaan BUMN (Badan Usaha Milik Negara) karya lainnya.
“Sekarang sedang pembahasan, sekitar Juli-Agustus kita akan lelang investor. Nanti, rumah sakitnya dibangun setinggi 7 lantai dan hotelnya bisa 200 atau 300 kamar,” katanya.
Ia mengakui, sudah ada pihak atau investor yang ingin bekerja sama dalam pengembangan tersebut, namun masih ada beberapa hal yang perlu dinegosiasikan lebih lanjut.
Ia menargetkan, setelah proses lelang selesai, pembangunan tersebut memakan waktu satu tahun. Artinya, pada akhir Tahun 2019, diharapkan Bandung memiliki wahana militer baru yang bisa dinikmati oleh masyarakat sebagai ruang terbuka bermain.
Abraham mengakui, saat ini telah ada penawaran untuk membangun dengan nilai Rp 20 miliar. Namun nilai tersebut rencananya akan dinegosiasi ulang, karena dinilai pembangunan area komersial itu masih bisa lebih murah dan menghasilkan keuntungan yang bisa dibagi.
“Kami negosiasi lagi. Itu masih terlalu besar, negosiasi lagi karena bisa kerja sama dan berbagi keuntungan,” sebutnya.
Dia menambahkan saat ini investasi pembangunan area komersial itu masih dalam pembahasan dan masuk agenda rapat pada Juli atau Agustus 2018. Jika sudah mulai digarap, diperkirakan seluruh area akan selesai dibangun dalam satu atau dua tahun.
“Nanti yang ngelola ada anak usaha PT Pindad Engineering. Paling lama dua tahun selesai bangun,” katanya.
Produksi Medium Tank
PT Pindad juga kini tengah bersiap-siap memproduksi medium tank dengan nama sementara Kaplan MT. Saat ini sudah dua unit pengujian yang dibuat dan rencananya akan mendapat sertifikasi pada pertengahan 2018.
Direktur Teknologi dan Pengembangan Pindad Ade Bagja mengatakan, proses pembuatan medium tank untuk pengujian pertama dilakukan di Turki bekerja sama dengan FNSS dan yang kedua di Indonesia. Proses sertifikasi yang sedang dilakukan antara lain terkait dengan uji ledak atau uji anti-ranjau.
“Sekarang prototype kedua sudah jadi dan tinggal menunggu sertifikasi keluar. Kalau sudah keluar baru bisa diproduksi untuk jual,” ujarnya saat bincang dengan awak media, Senin (16/4).
Ade menambahkan, Pindad tidak bisa menjual medium tank tersebut sebelum mendapatkan sertifikasi. Kendati demikian menurut dia, sudah ada pembeli yang menaruh minat.
“Kalau negaranya saya tidak bisa sebutkan, tapi kemarin kan pengujiannya ditunjukkan. Lalu setelahnya sudah ada yang melihat. Ada yang non ASEAN, ada yang ASEAN,” sebutnya.
Pindad berharap bisa mulai memproduksi medium tank tersebut pada awal 2018 setelah sertifikasi keluar. Atau paling lambat, pada awal 2020.
Sebelumnya, pada akhir 2017 Menteri Pertahanan Ryamizard Ryacudu telah meninjau kesiapan produksi medium tank pertama Tanah Air. Tank tipe ini dinilai sebagai yang paling tepat dioperasikan di Indonesia karena jembatan yang ada rata-rata tidak mampu menahan bobot sangat berat
sumber: RMOL
Baju Militer Anak Paling murah https://shope.ee/1AkMGMKChc
Baju Loreng Ala Militer keren https://shope.ee/4V0oF0TRSK